“Syif,” kata gue, “gue mau cerita, nih. Sekarang gue
lagi suka sama satu cewek. Terus gue ketemu orang baru, dan gue suka sama orang
baru itu. Menurut lo gimana ?”
Saat itu gue lagi mengendarai motor untuk pulang ke
rumah. Gue naik motor sama Syifa, temen kampus, yang duduk di belakang. Kita
berdua habis menjadi panitia dalam sebuah acara kampus. Kebetulan gue sama dia
mendapat tugas yang sama, koordinasi lapangan. Jadi, gue berangkat bareng ke
tempat acara sama Syifa, dan gue pulang bareng sama dia.
Kalo lagi naik motor berdua, cowok maupun cewek, entah
kenapa gue lebih suka ngobrol daripada diem sepanjang perjalanan. Membahas apa
aja yang terlintas di otak. Tapi, waktu
itu, kata-kata yang keluar dari ujung bibir gue adalah pengin ngomongin hal
yang berbau cinta dan sebagainya.
“Maksudnya ?” tanya Syifa, masih bingung.
“Maksud gue, menurut lo, gue salah gak kalo suka orang lagi ?”
“Gak salah juga, sih. Menurut gue, lo seharusnya
usahain dulu orang yang pertama itu. Deketin, lalu tembak. Seandainya ditolak,
baru boleh suka sama orang lain lagi,” kata Syifa di tengah hembusan angin yang
membelai wajah.
“Masalahnya gue belum mau pacaran, Syif. Jadi, bisanya
cuman suka aja. Karena menurut gue, kalo pacaran pasti ujung-ujungnya pasti bosen
dalam hubungan, terus putus deh. Iya nggak ?” gue berusaha membela diri.
“Iya juga sih,” kata Syifa. Lalu, dia melanjutkan, “Tapi,
emang enak ya, kalo cuman suka dalam satu pihak aja ?”
Setelah mendengar pertanyaan itu, gue langsung diem
membeku. Pandangan mata gue kosong menatap jalanan. Pertanyaannnya cukup
membuat gue jadi berpikir, iya juga ya ?
Jalanan hari itu gak terlalu ramai. Hanya beberapa
kendaraan berlalu lalang di jalan. Mereka terlihat seperti terburu-buru
ingin pulang ke rumah masing-masing.
Banyak genangan air di tengah jalan, bekas hujan. Sesekali mobil melintas
melewati genangan sehingga menghasilkan cipratan air.
Syifa memecah keheningan.“Sebenernya apa yang lo bilang, betul
Pal. Gue dulu pernah pacaran beberapa bulan, eh, terus putus gara-gara bosen.”
Lalu ada hening yang panjang. Gue berpikir mencari
obrolan lain, tapi masih dalam topik yang sama. Gue teringat tulisan dari blog
Dara Prayoga mengenai pasangan yang sudah menikah tapi seakan-akan mereka gak
pernah terlihat bosan dalam hubungan.
“Tapi, gue masih bingung sama orang yang udah nikah.
Bertahun-tahun hidup bersama. Setiap hari ketemu di dalam rumah. Kok, mereka
gak bosen-bosen ya ?”
“Kalo itu sih, udah beda lagi masalahnya. Mereka udah
punya tanggung jawab masing-masing. Apalagi kalo udah punya anak. Gak mungkin
kan, mereka pisah cuman alasan bosen ? karena pisah saat udah punya komitmen
gak semudah pisah saat pacaran.”
“Iya,” gue merespon setuju dengan pendapatnya.
Sekarang gue sudah sampai tempat tujuan Syifa, di
stasiun kereta api. Obrolan kita berhenti di sini. Padahal masih banyak
pertanyaan yang mengelilingi pikiran gue mengenai perasaan, cinta, hubungan,
dan lain-lain.
Komentar
Posting Komentar