Langsung ke konten utama

Ternyata orang gila masih punya hati


Hujan yang tadi hanya rintik rintik sekarang sudah mulai deras, gue bersama sahabat gue aziz harus mencari tempat untuk berteduh. seketika gue melihat tempat ruko dipinggir jalan yang sudah tutup. 'di tempat itu banyak orang yang sedang berteduh, pasti nggak ada tempat buat kita berdua' pikir gue dalam hati. tapi gue lihat sekali lagi, ternyata masih ada ruang kosong untuk gue dan aziz.

"Ziz kita neduh di tempat itu aja! hujannya makin deres" gue nyuruh aziz untuk memberhentikan motor didepan ruko dengan nada yang lumayan keras, supaya suara gue tidak terbawa oleh angin.

"Dimana pal ?" tanya aziz masih bingung karena gue tidak menunjukan tempat secara spesifik.

"Disitu !" gue sambil nunjuk tempat ruko yang sudah tutup.

"Dimananya ?" aziz masih bertanya kebingungan.

"Disitu ! Di ruko yang udah tutup ! Yang ada orang banyak lagi berteduh ! Yang banyak motornya ! " gue berteriak dengan sekencang kencangnya supaya aziz ngerti.

"Oh disitu. bilang dong dari tadi." jawab aziz dengan santai.

"DARI TADI GUA UDAH BILANG KAMPRET !" gue emosi banget.

Pada saat itu gue sedang naik motor berdua sama salah satu sahabat gue di sma. namanya aziz. aziz biasa dipanggil andhika ex kangen band dulu waku kelas 1. karena mukanya yang lumayan mirip sama andhika. 11-12 lah. walaupun muka seperti singa jantan yang ditakuti para preman, tetapi hatinya mellow seperti teddy bear. dia suka mendengarkan lagu galau. 

Dia juga orangnya asik, kemana aja gue ajakin pasti mau. enjoy. tapi kadang kadang juga ngeselin buat gue. ketika gue sedang ngobrol serius, suka dibercandain. dan sebaliknya ketika gue sedang bercanda sama dia suka dianggap serius. seperti percakapan diatas. itu gue tau semua tentang dia, karena kita udah temenan selama 3 tahun.


Kita berdua tepat berhenti di belakang motor yang sudah diparkir duluan didepan ruko. semua motor yang sudah parkir hampir menutupi bagian depan ruko itu. kita berdua berjalan munuju tempat yang gue lihat tadi masih kosong.

Karena banyak orang yang berteduh juga, gue melihat sekililing. ada yang sedang bergerombol sama temen temennya, sepertinya mereka habis acara buka bersama karena gue lihat mereka sedang tertawa tawa terbahak bahak menceritakan peristiwa yang sebelumnya mereka alami. ada yang sedang berduaan laki laki sama perempuan, sepertinya mereka pacaran. ada juga yang berduaan, tetapi laki laki sama laki laki. sepertinya mereka homo. itu gue sama aziz.

Sambil menunggu hujan reda, gue ngobrol sama aziz tentang acara yang kita tadi jalani. ya, tadi kita berdua sehabis mengadakan acara "bagi bagi ta'jil" disekitar sekolah gue, bersama temen temen yang lain dalam ekskul rohis. acara bagi bagi ta'jil itu membagikan makanan untuk berbuka puasa secara gratis. acara yang dilaksanakan setiap tahun pada bulan ramadhan.

Gue ngobrol sama aziz dengan posisi berhadap hadapan. gue menghadap ke arah ruko, sedangkan aziz menghadap kiblat. di tengah tengah ngobrol, gue agak risih sama orang disebelah kiri aziz. karena dia mengibas ngibaskan rambutnya yang basah sehingga airnya mengenai muka gue. kayaknya dia habis kehujanan.

Gue perhatiin orangnya dari ujung kepala sampe ujung kaki. dia berambut hitam gimbal. mempunyai warna kulitnya hitam legam. kira kira tingginya se-gue lah. nah, gue bingung bajunya kok robek robek ya ? celananya juga. dia sekarang sedang menghadap ke arah ruko, sambil mengibas ngibaskan rambutnya layaknya iklan shampoo yang ada di tv.

Saat gue sedang fokus memerhatikan dia, tiba tiba dia memutar badan dan langsung melihat muka gue dengan senyum. senyumnya ini beda, bukan senyum ramah kepada orang lain. tapi...... senyum orang gila !

Sejak dia melihat gue, gue langsung panik.. karena hanya berjarak 1,5 meter dari gue.  awkward moment banget. gue mau kabur juga nggak enak, pasti diliatin orang lain. kalo gue tetep diem disitu, gue bakal bisa ikut gila juga disenyumin terus sama dia. gue melihat disekitar,  gue bingung orang lain bersikap biasa biasa aja. sepertinya mereka belum melihat orang gila di dekat mereka.

Didetik itu gue bingung ingin ngelakuin apa. gue punya ide, tapi pasti endingnya tragis. gue kasih tau orang yang berteduh dengan teriak "WOY ADA ORANG GILA DISINI, PERGI KALIAN YANG MENDENGAR SEBELUM KALIAN MATI. SEBARKAN PESAN INI KEPADA 10 SAHABAT ANDA. KALAU TIDAK ANDA DAN SAHABAT ANDA MATI" lalu mereka yang mendengar pasti melirik gue, dan langsung bilang "LU YANG GILA KALI" dan mereka langsung gebukin gue sampai mati. gue mati konyol.

Gue urungkan niat gue itu. gue punya ide lain. gue kasih tau aziz.

"Ziz lu geser kekanan sedikit, soalnya gue liat disebelah kiri lu ada orang gila. dari tadi ngeliatin gue terus." gue ngasih tau aziz masih dalam rasa kepanikan. gue takut bukan gue aja yang kena, nanti sahabat gue juga kena.

Aziz yang mendengar perkataan gue, dia langsung menggeser badannya sedikit ke arah kanan supaya agak menjauh dari orang gila tersebut. selanjutnya gue dan aziz nggak ngelanjutin ngobrol lagi, melainkan kita yasinan agar hujannya cepet reda dan kita berdua nggak mati dibacok orang gila.

DI tengah tengah yasinan, gue mendengar ada orang ketawa terbahak bahak. "HAHAHAHAHAHA" gue melihat ke arah orang ketawa tersebut. ternyata orang gila yang tadi. gue takut dia menjadi jadi, dari ketawa terbahak bahak tiba langsung mencari parang, lalu ngebacokin orang satu satu yang lagi berteduh. gue semakin takut, gue yasinan makin kenceng.

Setengah jam berlalu, akhirnya hujan sudah reda.

"Ziz hujan udah reda, ayo pulang sebelum kita mati konyol disini" gue berbisik di telinga aziz.

Tanpa harus bertanya tanya, aziz langsung lari ke motor yang diikuti dengan gue. sempat sekali sekali gue lari sambil melihat kebelakang, takut orang gila itu lagi ngejar gue bawa bawa parang. ternyata orang gila itu masih berdiri didepan ruko. terlihat tampak dari wajahnya ada raut wajah sedih. sepertinya dia kesepian. karena semua orang yang tadi berteduh pergi meninggalkan ruko dan mengambil motornya masing masing untuk pulang.

Gue iseng melambaikan tangan ke orang gila itu, dan dia merespon balik. dia melambaikan tangan juga. gue mulai berfikir positive thinking, mungkin senyum yang diarahkan ke gue tadi senyum bahagia. karena banyak orang disekililingnya, dia tidak merasakan kesepian. tapi semenjak semua orang pergi. dia terlihat sedih. gue berfikir mungkin akal orang gila itu sudah tidak berfungsi lagi, tapi hatinya siapa yang tau ?

gue jadi nggak terlalu insecure sama orang gila lagi. dibalik sikapnya yang aneh 

"Ternyata orang gila masih punya hati"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karya Pertama!

Yuhuuu. Gue pengin ngasih tahu kabar gembira untuk kalian semua. Akhirnya proofread buku gue sampe juga di rumah!   Buat yang belum tau, dalam dunia penerbitan ada istilah proofread . Proofread itu adalah cetakan pertama sebelum mencetak sekaligus banyak. Gunanya supaya penerbit bisa ngecek dimana letak kesalahan pada buku pertama. Kalo cetakan pertama udah clear ( udah dibenerin semua) nanti baru bisa dicetak banyak. Itu berguna untuk menekan biaya produksi, kalo udah cetak banyak tapi salah kan kacau. Kok jadi ilmiah gini ya bahasannya.. Oke balik lagi. Jadi cetakan pertama ini udah sampe rumah, dan gue seneng banget, setelah menunggu lama akhirnya sampe juga. Nanti setelah gue koreksi proofread -nya, baru bisa siap cetak. Bokap sama Nyokap kaget banget ada yang ngirim buku ke rumah, terus di cover bukunya ada muka gue. Mereka ngira jaman sekarang media santet udah modern: gue disantet lewat buku. Hmmm… Gue gak ngasih kabar sama sekali ke orang tua kalo gue n...

Merasa asing

Gue merenungkan tulisan raditya dika dari bukunya mengenai koala yang berasal dari New South Wales, Australia. ceritanya begini, koala itu bermigrasi dari hutan tempat tinggalnya. beberapa bulan kemudian, ia kembali ke hutan tempat dia tinggal. namun, ternyata selama dia pergi, hutan yang pernah menjadi rumahnya ditebang, diratakan dengan tanah oleh para penebang liar. Si koala kebingungan kenapa tempat tinggalnya tidak seperti dulu. ia hanya bisa diam , tanpa bisa berbuat apa pun. ia duduk sendirian. memandangi sesuatu yang dulu sangat diakrabinya dan sekarang tidak dikenalinya. Sebenernya gue juga pernah merasakan hal yang dirasakan Si koala itu. 'sesuatu yang dulu sangat diakrabi dan sekarang seperti tidak dikenali'. tapi yang gue rasakan bukan kepada tempat seperti Si koala yang diceritakan diatas, tapi lebih kepada teman yang dulu pernah dekat, tapi sekarang udah tidak lagi. Salah satunya temen sd gue, Ibnu. Ibnu ini saudara dari saudara gue. jadi, gue punya ...

Boker diwaktu yang tidak tepat

Pada bulan bulan awal tahun 2011 pas gue smp dilewati dengan kegiatan kegiatan sekolah yang menyibukan. entah ada try out terus menerus yang hanya berselang seminggu, mengerjakan soal soal pelajaran yang akan di ujiankan tanpa henti, dan masuk sekolah jam 6 pagi atau yang biasa disebut jam 0 untuk belajar tambahan. ya itu semua dilakukan hanya untuk satu tujuan. lulus ujian nasional. "Ah ah ah ah   Ah ah ah ah Ah ah ah oh Ah ah ah ah I always knew you were the best the coolest girl I know"