Beberapa waktu yang lalu gue main kerumah sahabat gue, itsna. tujuan gue main cuma minta film korea untuk gue tonton selama liburan, terus pulang, nggak ada yang lain. nggak untuk minta makan. nggak.
Ketika udah nyampe depan rumahnya itsna, gue disambut dengan ramah oleh ibunya, lalu disuruh masuk keruang tamu,
udah ada itsna menunggu disana.
"Akhirnya dateng juga pal, kirain gua lu boong mau dateng ke rumah
gua.... bentar ya pal, gua keluar dulu mau beli sate ayam buat elu, disuruh ibu
gua" itsna beranjak bangun dari kursi untuk keluar rumah.
"Nggak usah na, ngerepotin aja." kata gue sungkan, padahal mau.
"Woles aja pal gapapa kok, daripada dimarahin ibu gua lu" itsna
tetep kekeh nyuruh gue makan.
"Oh yaudah deh" jawab gue, dengan muka tersenyum dibelikan sate.
dari sini gue belajar, menyambung silaturahim (berkunjung ke rumah temen) itu
memang membawa rezeki.
Setelah beberapa lama menunggu, itsna dateng sambil membawa sate ayam
ditambah dengan lontong ditangannya, ditaruh makanan itu dimeja ruang tamu.
lalu ia mengambil notebooknya yang dibagian belakang rumah, sedangkan gue
nunggu di ruang tamu.
Notebooknya sekarang ada dihadapan gue, sehabis itsna mengambilkannya.
sambil men-copy film yang gue minta dari itsna, kita berdua ngobrol.
banyak yang kita obrolkan, tentang cerita film korea yang gue minta, kegiatan
masing - masing yang dilakukan selagi liburan, sampai ngomongin adeknya itsna
yang setelah lahir, matanya terkena
katarak lalu di operasi.
Ditengah - tengah asiknya kita berdua ngobrol, terdengar dua cewek
memanggil itsna dari teras rumah.
"Itsna....Itsna..." suara itu terdengar masuk kedalam rumah.
"Masuk aja, kayak temen baru aja lu" jawab itsna dengan suara
lantang supaya terdengar keluar.
Masuk dari arah pintu ruang tamu dua orang cewek berkerudung yang tingginya
mungkin sebahu gue, mereka langsung masuk ke bagian belakang. nggak berlangsung
lama, mereka berdua keluar rumah lagi. sepertinya mereka cuma numpang pipis.
"Dia temen lu na ? temen apaan ? smp ?" tanya gue penasaran.
"Bukan, itu temen gue dari kecil, anak tetangga sini, seumuran sama
kita pal, kelas tiga sma juga"
"Oh sekarang masih temenan
?"
"Masih"
Jujur, gue heran setelah mendengar jawaban itsna masih berteman akrab
dengan teman lamanya, kok bisa ya temenan sampe sekarang ? gue aja kalo ketemu
sama temen rumah (yang dulu ketika masih kecil sering main bareng) paling cuma
manggil "Nama" atau say "Hi" terus langsung pergi.
Mungkin itu dikarenakan gue dan temen rumah udah punya kesibukan
masing-masing sekarang, jadi nggak punya waktu luang untuk main bareng lagi.
nggak kayak dulu waktu kecil, waktu luangnya banyak banget, jadi bisa main
bareng - bareng terus.
Tiba tiba gue jadi kangen sama temen - temen rumah. keinget, kejadian yang
pernah gue alamin dulu.
Kangen bisa main bareng kayak dulu lagi. ngejar - ngejar layangan yang
putus sampai sendal jepit yang dipake putus juga.
Kangen temen melakukan hal bodoh karena dicurangin ketika bermain. main
petak umpet dicurangin, terus yang dicurangin nangis, lalu dia nakut - nakutin
telpon polisi untuk nangkep yang curang.
Kangen kejadian hampir terkena tai yang mengikuti arus dikali ciliwung.
ketika pada ngeliat tai yang berjalan mengikuti arus, temen - temen pada bubar
semua. kebayang seandainya salah satu ada yang terkena tai itu, pasti orang itu
bakal mendapat julukan "Manusia tokai ciliwung".
Gue kangen itu semua.
"Pal sate ayamnya nggak dimakan ?" tanya itsna yang melihat gue
nggak makan sama sekali sate ayamnya.
Karena gue udah makan di rumah sendiri sebelum dateng kerumah itsna dan
ditambah lagi gue galau keinget temen sewaktu kecil, gue jadi nggak mood makan.
sate ayam yang termakan gue cuma satu aja.
Film yang gue minta udah dapet semua, lalu pamit ke ibunya itsna untuk
pulang. beruntung itsna dan ibunya baik sekali, gue disuruh bawa pulang sate
ayam yang masih tersisa banyak itu.
Hati gue yang galau tentang temen sewaktu kecil, terobati
dengan makan sate
ayam pemberian itsna dirumah sendiri ;)

Komentar
Posting Komentar