Langsung ke konten utama

Tuyul Kebanyakan Minum Hiloteen

Selama liburan gue merasa kurang produktif. Kegiatan gue lebih banyak dihabiskan untuk bermain DotA, salah satu game online yang gue gemari. Hampir setiap saat gue main, nggak jarang mainnya dari malam sampai pagi. Gue ngerasa banyak banget waktu luang yang gue sia-siakan begitu aja. Padahal masih banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan. Penghambatnya cuman satu : males.

Saking terlalu banyak waktu luangnya, gue jadi bingung mau dipakai untuk apa. Gue jadi kepengin cepet keterima kuliah, supaya ada alasan yang benar untuk membunuh waktu. Jadi keinget dulu waktu sekolah, sibuk belajar di rumah, sibuk mengerjakan pr yang deadline ngumpulinnya lumayan cepet semenjak kelas tiga. Kangen aja masa-masa itu. Kangen dimana ada tantangan di dalam hidup. Jujur, meskipun capek melakukan itu semua, tapi itu menyenangkan.

Liburan lama dengan kegiatan-kegiatan begitu aja, membuat gue bosen. Berasa nggak ada tantangannya. Sekarang yang gue rasakan adalah titik jenuh yang memuncak. Pada awal liburan sih gue seneng, karena akhirnya mendapat kebebasan yang tidak didapatkan selama di sekolah. Tapi lama kelamaan akhirnya jenuh juga. Itulah hidup, jika melakukan rutinitas yang sama dengan jangka waktu yang lama akhirnya akan bosan.

Gue jadi ingin belajar sesuatu yang baru. Belajar yang pelajaran yang belum pernah didapatkan sebelumnya. Semoga gue keterima di Politeknik Negeri Jakarta dalam jurusan jurnalistik. Yang akan diumumkan pada tanggal 12 agustus besok. Doakan ya teman-teman :) Dengan keterimanya di sana, gue jadi bisa belajar bidang yang gue suka : tulis menulis.

Hasrat untuk membaca akhirnya muncul lagi. Selama liburan gue jarang banget baca, buku yang ada di rumah sudah gue baca semua. Sisanya tinggal buku tulis dari sma yang disampul rapih berwarna cokelat yang gak mungkin gue baca. Males banget gue baca begituan.
Selain karena udah nggak ada buku lagi untuk dibaca, menurut gue juga lebih asik nonton tv (pada awalnya). Lama-kelamaan rasa haus untuk membaca muncul lagi, jadi kangen ke perpustakaan untuk minjem buku novel apa aja untuk dibaca. Pokoknya nanti kalo gue kuliah, gue akan sering ke perpustakaan dan membaca buku ! (Semoga ini bukan harapan doang)

Terlepas dari perasaan gue yang alami itu semua, gue memutuskan dicukur botak. Ya, gue sudah mulai nggak betah dengan rambut yang sudah tumbuh dengan brutal. Rambut gue suka dengerin lagu metal, terus juga suka mossing sembarangan. (Tunggu tunggu, ini rambut atau bocah konser ?)

Cukuran kali ini tidak seperti biasanya, botak yang sekarang adalah botak setengah centi meter ! Pendek banget ! Mungkin diperkirakan akan tumbuh dua tahun lagi. Hehe.

Dengan keadaan kepala yang gersang seperti ini, bokap yang pertama kali melihatnya mangap-mangap, langsung ketawa dan memegang kepala gue. "Halus juga ya..". Setiap kali gue ngaca di depan cermin, gue geleng-geleng kepala. Dengan kepala botak dan tinggi yang lumayan, gue terlihat semacam tuyul kebanyakan minum Hiloteen.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karya Pertama!

Yuhuuu. Gue pengin ngasih tahu kabar gembira untuk kalian semua. Akhirnya proofread buku gue sampe juga di rumah!   Buat yang belum tau, dalam dunia penerbitan ada istilah proofread . Proofread itu adalah cetakan pertama sebelum mencetak sekaligus banyak. Gunanya supaya penerbit bisa ngecek dimana letak kesalahan pada buku pertama. Kalo cetakan pertama udah clear ( udah dibenerin semua) nanti baru bisa dicetak banyak. Itu berguna untuk menekan biaya produksi, kalo udah cetak banyak tapi salah kan kacau. Kok jadi ilmiah gini ya bahasannya.. Oke balik lagi. Jadi cetakan pertama ini udah sampe rumah, dan gue seneng banget, setelah menunggu lama akhirnya sampe juga. Nanti setelah gue koreksi proofread -nya, baru bisa siap cetak. Bokap sama Nyokap kaget banget ada yang ngirim buku ke rumah, terus di cover bukunya ada muka gue. Mereka ngira jaman sekarang media santet udah modern: gue disantet lewat buku. Hmmm… Gue gak ngasih kabar sama sekali ke orang tua kalo gue n...

Merasa asing

Gue merenungkan tulisan raditya dika dari bukunya mengenai koala yang berasal dari New South Wales, Australia. ceritanya begini, koala itu bermigrasi dari hutan tempat tinggalnya. beberapa bulan kemudian, ia kembali ke hutan tempat dia tinggal. namun, ternyata selama dia pergi, hutan yang pernah menjadi rumahnya ditebang, diratakan dengan tanah oleh para penebang liar. Si koala kebingungan kenapa tempat tinggalnya tidak seperti dulu. ia hanya bisa diam , tanpa bisa berbuat apa pun. ia duduk sendirian. memandangi sesuatu yang dulu sangat diakrabinya dan sekarang tidak dikenalinya. Sebenernya gue juga pernah merasakan hal yang dirasakan Si koala itu. 'sesuatu yang dulu sangat diakrabi dan sekarang seperti tidak dikenali'. tapi yang gue rasakan bukan kepada tempat seperti Si koala yang diceritakan diatas, tapi lebih kepada teman yang dulu pernah dekat, tapi sekarang udah tidak lagi. Salah satunya temen sd gue, Ibnu. Ibnu ini saudara dari saudara gue. jadi, gue punya ...

Boker diwaktu yang tidak tepat

Pada bulan bulan awal tahun 2011 pas gue smp dilewati dengan kegiatan kegiatan sekolah yang menyibukan. entah ada try out terus menerus yang hanya berselang seminggu, mengerjakan soal soal pelajaran yang akan di ujiankan tanpa henti, dan masuk sekolah jam 6 pagi atau yang biasa disebut jam 0 untuk belajar tambahan. ya itu semua dilakukan hanya untuk satu tujuan. lulus ujian nasional. "Ah ah ah ah   Ah ah ah ah Ah ah ah oh Ah ah ah ah I always knew you were the best the coolest girl I know"