Langsung ke konten utama

UKM

Memasuki masa kuliah setelah masa SMA butuh penyesuaian. Karena dari keduanya mempunyai perbedaan yang sangat mencolok. Kalau di SMA itu, saat proses belajarnya lebih banyak mencatat daripada mendengarkan penjelasan guru. Berbeda dengan kuliah, mendengarkan dosen lebih banyak dari pada mencatat materi.

Sedangkan kalau masalah tugas, nggak jauh berbeda. Di SMA lumayan banyak juga tugasnya, tapi tidak sebanyak saat kuliah. Semua dosen sangat beringas memberi tugas kepada para mahasiswanya. Sehingga muncul pepatah :

‘Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan para hamba-Nya. Sedangkan Dosen memberi cobaan melebihi batas kemampuan para mahasiswanya.’

Sepertinya pada umumnya, pada pertama kali masuk kuliah, para mahasiswa jarang banget dikasih tugas. Hanya perkenalan biasa dan memberikan materi ringan. Jadi, banyak waktu luang untuk mahasiswa baru karena belum ada tugas. Daripada waktu terbuang sia-sia, gue memilih ikut UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), sebutan semacam ekskul kalau di kampus gue.

Gue mendaftar UKM GEMA (Majalah Kampus) di bidang divisi editor. Gue mendaftar GEMA karena gue emang suka belajar tentang tulis-menulis. Temen-temen kelas gue juga pada ikut daftar UKM itu. Nggak sembarang orang yang bisa keterima ikut UKM, karena harus melalui proses seleksi dan interview. Beda dengan ekskul saat masih SMA yang tinggal masuk aja. Pengumuman keterima atau nggaknya, nanti akan diumumkan lewat social media setelah masa pendaftaran habis.

Satu minggu kemudian setelah mendaftar itu, tugas-tugas mulai bergelimpangan dicatatan tugas gue. Hampir semua dosen mata kuliah memberikan tugasnya kepada mahasiswanya. Setiap ada hari libur gue mengerjakan tugas dari dosen-dosen itu. Nggak ada waktu luang buat bersantai. Nggak ada bersantai diwaktu luang. Oke sama aja.

Harapan gue keterima di GEMA mulai menyusut. Takut seandainya gue keterima, nggak bisa bagi waktu antara tugas kuliah dan tugas meng-edit  tulisan yang masuk ke majalah kampus. Di sela-sela kesibukan mengerjakan tugas, muncul pengumuman siapa yang keterima di UKM GEMA di grup chat kelas gue. Disebutkan nama satu per satu sesuai divisi yang dipilih. Di situ tertera nama gue di bidang editor. Nggak tau harus seneng atau sedih, karena tugas lagi menumpuk.

Muncul chat dari temen sekelas yang kurang lebih isinya begini, “Selamat ya yang keterima”, “Sukses ya di sana”, “Selamat menempuh hidup baru”. Ucapan selamatnya mirip habis nikah….

Muncul juga chat ngeselin yang berisi minta traktiran, “Yang keterima boleh kali traktir jajan”, “Pizza Hut boleh tuh”, “Mobil Avanza juga boleh tuh”.

Gue memerhatikan poster yang berisi daftar nama lolos seleksi GEMA. Banyak juga temen gue yang keterima di UKM tersebut. Gue perhatikan lagi, cowok cuman terlihat beberapa orang, sisanya cewek semua. Otomatis kalau gue udah sudah bergabung di sana, gue akan lebih sering bermain sama cewek. Semoga nanti kejantanan gue nggak turun drastis. Semoga.

Selain itu gue juga mau ikut UKM tenis meja. Beberapa kali gue ke tempat latihannya di kampus, hasilnya nihil, nggak ada yang latihan sama sekali. Tapi beberapa hari lalu, gue lihat poster di pinggir jalan area kampus tentang turnamen tenis meja antar mahasiswa PNJ. Biaya pendaftaran hanya lima ribu rupiah. Murah banget. Hadiahnya pun berbanding terbalik dengan biaya pendaftaran. Juara satu mendapatkan  500.000 rupiah + Piala + Sertifikat. Gue berambisi ikut itu.

Terdapat contact person di bawahnya, namanya Fadli. Gue menghubungi orang itu via chat.

‘Kak, kalau saya mau ikut turnamen tenis meja bayarnya dimana ya ?’

‘Bayarnya langsung ke saya aja bang.’

‘Jangan panggil bang, panggilnya Nopal aja. Soalnya masih MABA (Mahasiswa Baru) hehe.’

‘Yaudah saya panggilnya mas Nopal aja ya hehe’

Nggak tau kenapa, percakapan kita berdua terlihat seperti orang homo.

Gue optimis, bisa memenangkan turnamen itu dan bisa juara satu. Caranya simple, pertama-tama gue ajak lawan ngobrol terlebih dahulu sebelum bermain. Lalu, gue kasih minum air keran ke dia dari botol yang gue persiapkan di rumah. Jadi, nanti pas main tenis meja dengan gue, perutnya akan akan mules selama permainan berlangsung. Konsentrasinya pecah. Gue menang. Trik tersebut gue ulang berkali-kali sampai final, dan akhirnya gue yang menang juara satu HAHAHAHAHAHAHAHA !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karya Pertama!

Yuhuuu. Gue pengin ngasih tahu kabar gembira untuk kalian semua. Akhirnya proofread buku gue sampe juga di rumah!   Buat yang belum tau, dalam dunia penerbitan ada istilah proofread . Proofread itu adalah cetakan pertama sebelum mencetak sekaligus banyak. Gunanya supaya penerbit bisa ngecek dimana letak kesalahan pada buku pertama. Kalo cetakan pertama udah clear ( udah dibenerin semua) nanti baru bisa dicetak banyak. Itu berguna untuk menekan biaya produksi, kalo udah cetak banyak tapi salah kan kacau. Kok jadi ilmiah gini ya bahasannya.. Oke balik lagi. Jadi cetakan pertama ini udah sampe rumah, dan gue seneng banget, setelah menunggu lama akhirnya sampe juga. Nanti setelah gue koreksi proofread -nya, baru bisa siap cetak. Bokap sama Nyokap kaget banget ada yang ngirim buku ke rumah, terus di cover bukunya ada muka gue. Mereka ngira jaman sekarang media santet udah modern: gue disantet lewat buku. Hmmm… Gue gak ngasih kabar sama sekali ke orang tua kalo gue n...

Merasa asing

Gue merenungkan tulisan raditya dika dari bukunya mengenai koala yang berasal dari New South Wales, Australia. ceritanya begini, koala itu bermigrasi dari hutan tempat tinggalnya. beberapa bulan kemudian, ia kembali ke hutan tempat dia tinggal. namun, ternyata selama dia pergi, hutan yang pernah menjadi rumahnya ditebang, diratakan dengan tanah oleh para penebang liar. Si koala kebingungan kenapa tempat tinggalnya tidak seperti dulu. ia hanya bisa diam , tanpa bisa berbuat apa pun. ia duduk sendirian. memandangi sesuatu yang dulu sangat diakrabinya dan sekarang tidak dikenalinya. Sebenernya gue juga pernah merasakan hal yang dirasakan Si koala itu. 'sesuatu yang dulu sangat diakrabi dan sekarang seperti tidak dikenali'. tapi yang gue rasakan bukan kepada tempat seperti Si koala yang diceritakan diatas, tapi lebih kepada teman yang dulu pernah dekat, tapi sekarang udah tidak lagi. Salah satunya temen sd gue, Ibnu. Ibnu ini saudara dari saudara gue. jadi, gue punya ...

Boker diwaktu yang tidak tepat

Pada bulan bulan awal tahun 2011 pas gue smp dilewati dengan kegiatan kegiatan sekolah yang menyibukan. entah ada try out terus menerus yang hanya berselang seminggu, mengerjakan soal soal pelajaran yang akan di ujiankan tanpa henti, dan masuk sekolah jam 6 pagi atau yang biasa disebut jam 0 untuk belajar tambahan. ya itu semua dilakukan hanya untuk satu tujuan. lulus ujian nasional. "Ah ah ah ah   Ah ah ah ah Ah ah ah oh Ah ah ah ah I always knew you were the best the coolest girl I know"