Langsung ke konten utama

Catatan SI Kucing : Enstrostop

Halo. Kenalin, nama aku Kuprit. Aku adalah kucing peliharaannya Bang Nopal. Katanya aku termasuk ras kucing kampung. Warrna bulu yang menyelimuti tubuhku adalah hitam-putih. Dan karena warna bulu itu, banyak yang mengira aku bukan kucing, melainkan zebra. Aneh.

Sekarang  aku menginjak umur  satu tahun lima bulan. Selama itu aku tinggal di rumah Bang Nopal. Sejak kecil aku udah dirawat sama dia. Ibuku udah meninggalkan aku pas masih kecil. Menurut gosip yang beredar di antara kucing tetangga, ibuku bukan kucing  baik-baik. Katanya setelah dia melahirkan aku, dia langsung kabur begitu saja, lalu mencari cowok lain. Hih ! Untung aku ketemu Bang Nopal.

Dia merawat aku seperti merawat adiknya sendiri. Aku juga bukan dianggap seperti hewan  peliharaannya, melainkan udah seperti sodara kandungnya. Aku jadi terharu. Rasanya pengin nangis darah.

Dia mengganggap aku lain karena perlakuannya beda dengan orang lain. Di saat orang lain mengelus kucingnya dengan tangan, Bang Nopal malah mengelus aku dengan kakinya. 
Mangkanya aku seneng, walaupun terkadang bau kakinya lebih busuk daripada bangkai tikus.

Pernah suatu hari ketika dia pulang sekolah, aku menghampiri Bang Nopal. Setelah mencopot sepatu sekolahnya, dia langsung mengejar aku dengan kaki yang masih dibalut kaus kaki sekolahnya. Dan kakinya bau abis. Semenjak itu aku gak pernah mau  dielus kakinya lagi.
Selain Bang Nopal, ayahnya juga ikut membantu merawatku sejak kecil. Ayahnya telaten memberiku susu dengan dot yang sering dipakai anak kecil.

Terkadang Ayahnya Bang Nopal menganggap aku lebih prioritas daripada Bang Nopal sendiri. Contohnya ketika pulang kerja. Ayahnya Bang Nopal membuka pintu rumah, lalu bertanya ke Bang Nopal, “Pal, Si Kuprit, udah di kasih makan ?” lalu Bang Nopal menjawab dengan senyum, “Udah.” Biasanya setelah percakapan itu, Bang Nopal gak pernah ditanyain udah makan apa belum. Kasian.

Ngomong-ngomong, aku bingung sama nama aku sendiri. Kenapa nama aku Kuprit ya ? kan namanya kurang elit banget. Kucing tetangga sebelah namanya malah keren-keren banget. Aku jadi iri. Ada yang namanya Billy, Ping, sama Steve. Apakah karena aku kucing kampung ? Mungkin begitu, yaudah aku terima aja.

Tapi kalau diselidiki lagi, namaku aneh juga. Ketika Bang Nopal atau Ayahnya manggil aku di dalem rumah, “Kuprit! ayo ke sini, ada makanan loh.” Malah lebih terdengar seperti ini : “Kampret! Ayo ke sini, ada makanan loh.”

Oh iya, aku mau ngasih tau. Sekarang aku udah punya empat anak kucing loh. Itu hasil dari perkawinan aku dengan kucing dari komplek sebelah. Aku memilih dia karena tampangnya terlihat seperti kucing baik-baik. Bisa dilihat dari matanya cokelat dengan kumisnya yang lemas gemulai, berarti dia kucing baik.

Kata Bang Nopal, jodoh itu biasanya yang baik akan bertemu yang baik, sedangkan yang gak baik akan bertemu pula dengan yang gak baik. Begitu katanya.

Keempat anak kucing itu aku rawat baik-baik. Aku gak mau apa yang aku rasain semenjak aku kecil bakal terulangi lagi. Aku suka susuin mereka ketika bayi-bayiku minta. Biasanya setelah nyusu, mereka langsung tertidur pulas. Aku seneng ngeliatnya.

Tapi belakangan ini aku suka ngerasa aneh sama perutku sendiri. Setelah nyusuin, perutku suka bergejolak-bergejolak aneh.

Ketika Bang Nopal manjain aku dengan mengangkat-ngangkat tubuhku, aku seperti ngeluarin gas dari pantat. Biasanya Bang Nopal, langsung teriak-teriak di rumah, “SIAPA NIH yang kentut ?!? BAU BANGET !?!”

Terus juga sehabis peristiwa mengeluarkan gas dari pantat itu, ada peristiwa lain yang gak kalah menggegerkan. Aku sekarang sering boker, tapi tidak dengan bentuk yang padat, melainkan semi-padat (padat cair-cair gitu).

Karena sering gak kuat nahan boker, aku sering ngeluarin di tempat. Contohnya kemarin aku lagi di ruang tamu, aku kebelet boker, terus gak tahan, yaudah aku keluarin aja di situ. Sehabis ngeluarin,  aku nyoba ngorek-ngorek lantai buat nguburin kotoranku, eh gak bisa-bisa. Biasanya ketika aku boker di pasir, aku langsung bisa nguburnya, deh. Aneh.

Pas Ayahnya Bang Nopal ngeliat aku boker di ruang tamu, dia langsung marah-marah, “KAMU KENAPA BOKER DI SITU ?!?” Habis itu dia ngebersihin kotoranku, dan ngelap pantatku yang kotor bekas boker.

Berulang kali aku ngelakuin itu, dan Ayahnya Bang Nopal ngelapin kotoranku. Sampai dia jengkel, akhirnya dia cekokin tetesan minuman ke mulut aku. Dia bilang begini, “Kamu minum ini ya supaya gak mencret-mencret.”

Lalu Bang Nopal yang lewat di ruang keluarga, nanya, “Itu kucingnya di kasih apaan bi ?”
“Abi kasih Entrostop.”

Bang Nopal menatap heran. “Entrostop kan buat manusia bi, bukan buat kucing.”

“Gapapa.” Jawab ayahnya dengan tenang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karya Pertama!

Yuhuuu. Gue pengin ngasih tahu kabar gembira untuk kalian semua. Akhirnya proofread buku gue sampe juga di rumah!   Buat yang belum tau, dalam dunia penerbitan ada istilah proofread . Proofread itu adalah cetakan pertama sebelum mencetak sekaligus banyak. Gunanya supaya penerbit bisa ngecek dimana letak kesalahan pada buku pertama. Kalo cetakan pertama udah clear ( udah dibenerin semua) nanti baru bisa dicetak banyak. Itu berguna untuk menekan biaya produksi, kalo udah cetak banyak tapi salah kan kacau. Kok jadi ilmiah gini ya bahasannya.. Oke balik lagi. Jadi cetakan pertama ini udah sampe rumah, dan gue seneng banget, setelah menunggu lama akhirnya sampe juga. Nanti setelah gue koreksi proofread -nya, baru bisa siap cetak. Bokap sama Nyokap kaget banget ada yang ngirim buku ke rumah, terus di cover bukunya ada muka gue. Mereka ngira jaman sekarang media santet udah modern: gue disantet lewat buku. Hmmm… Gue gak ngasih kabar sama sekali ke orang tua kalo gue n...

Merasa asing

Gue merenungkan tulisan raditya dika dari bukunya mengenai koala yang berasal dari New South Wales, Australia. ceritanya begini, koala itu bermigrasi dari hutan tempat tinggalnya. beberapa bulan kemudian, ia kembali ke hutan tempat dia tinggal. namun, ternyata selama dia pergi, hutan yang pernah menjadi rumahnya ditebang, diratakan dengan tanah oleh para penebang liar. Si koala kebingungan kenapa tempat tinggalnya tidak seperti dulu. ia hanya bisa diam , tanpa bisa berbuat apa pun. ia duduk sendirian. memandangi sesuatu yang dulu sangat diakrabinya dan sekarang tidak dikenalinya. Sebenernya gue juga pernah merasakan hal yang dirasakan Si koala itu. 'sesuatu yang dulu sangat diakrabi dan sekarang seperti tidak dikenali'. tapi yang gue rasakan bukan kepada tempat seperti Si koala yang diceritakan diatas, tapi lebih kepada teman yang dulu pernah dekat, tapi sekarang udah tidak lagi. Salah satunya temen sd gue, Ibnu. Ibnu ini saudara dari saudara gue. jadi, gue punya ...

Boker diwaktu yang tidak tepat

Pada bulan bulan awal tahun 2011 pas gue smp dilewati dengan kegiatan kegiatan sekolah yang menyibukan. entah ada try out terus menerus yang hanya berselang seminggu, mengerjakan soal soal pelajaran yang akan di ujiankan tanpa henti, dan masuk sekolah jam 6 pagi atau yang biasa disebut jam 0 untuk belajar tambahan. ya itu semua dilakukan hanya untuk satu tujuan. lulus ujian nasional. "Ah ah ah ah   Ah ah ah ah Ah ah ah oh Ah ah ah ah I always knew you were the best the coolest girl I know"