Gue inget banget, pertama kali nulis di blog ini
sekitar bulan Juni 2014. Waktu itu gue nulis pengalaman hari itu juga : main Omegle rame-rame sama temen SMA. Cerita itu berakhir dengan bertemu cewek bule yang nari striptease, dan temen gue ikut nari striptease juga. Kebetulan temen
gue ini cowok berkumis, kayak om-om.
Pengalaman menyenangkan, sekaligus menjijikan.
Itulah awal pertama kali gue nulis di blog. Setelah
itu, gue mulai rajin nulis di laptop, lalu di-upload ke blog. Gue belajar konsisten. Hampir setiap bulan selalu
nulis. Sampai akhirnya sekarang bulan Juni 2016, gue tetep nulis. Berarti udah
udah dua tahun gue berkecimpung di dunia blog ini. Gokil.
Jujur, gak nyangka aja bisa nulis sekonsisten ini.
Pas awal-awal nulis blog, ternyata banyak juga temen
gue yang ikutan nulis blog. Gue seneng, ternyata ada juga temen yang hobinya
sama. Tapi di tengah-tengah jalan, mereka satu per satu mulai rontok, jarang
nulis lagi, dan akhirnya berhenti. Tinggalah gue seorang yang masih menulis.
Di awal kali memulai menulis, tulisannya kacau abis (meskipun sekarang masih
kacau juga). Bisa membuat gegar otak seketika setiap orang yang baca. Banyak
logika yang gak masuk. Sistem penulisannya juga berantakan.
Tapi hari demi hari, tulisan gue mulai ada peningkatan.
Satu paragraf ke paragraf lain mulai berhubungan. Logika mulai masuk ke dalam
tulisan gue. Gue juga mulai menulis pake perasaan. That’s makes my word different than before.
Di sini gue mulai mengambil kesimpulan : menulis
bukanlah hasil, melainkan proses.
FYI, di blog ini gue menulis apa yang pengin gue tulis.
Tergantung kata hati dan ide yang gue dapet. Meskipun, rata-rata gue nulis
tentang keseharian yang gue alamin. Alasannya adalah karena nulisnya lebih gampang,
dan lebih deket aja. Gak jarang juga banyak kejadian-keajadian konyol bin ajaib
yang gue alamin. Sayang aja kalo peristiwa itu gak gue tulis, nanti hilang
tanpa jejak. Seperti kentut yang tidak dimasukan ke dalam toples, akan
menghilang dengan sendirinya.
Gue pengin cerita sedikit.
Setelah nulis blog beberapa bulan pertama. Gue dapet
respon yang positif dari pembaca. Contohnya, ketika kelas tiga SMA. Ada cewek
dari kelas lain yang nyamperin gue, dia bilang, “Pal, gue ngakak baca tulisan-tulisan
lo di blog. Besok-besok, nulis lagi ya, biar gue baca.” Mendengar itu, gue
senyum sumringah seakan-akan mendapatkan kancut superman original.
Gak jarang juga, dari cerita-cerita yang gue tulis, jadi
banyak yang tau keseharian gue. Dari situ, muncul omongan-omongan di belakang.
Di lorong sekolah dulu, pernah ada cewek-cewek bergerombol, ngegosip. Gue lewat
sebentar, pengin nguping apa topic pembicarannya. Sayup-sayup terdengar kalimat
yang kampret abis, “Eh, emang Nopal kalo berak gak cebok ya ?”
Oh, fucking hell.
Tapi gue tetep seneng dengan adanya respon para pembaca
blog ini. Dari dunia nyata, maupun dari dunia gaib. Respon dari pembaca adalah
salah satu motivasi gue untuk menulis. Apapun itu.
Selama dua tahun ini. Banyak temen yang gue ceritain di
blog. Walaupun tulisannya lebih ke arah menghina mereka, ketimbang memuji.
Soalnya seru aja menghina mereka HAHAHAHA ! *ketawa
iblis*
And
the last word, I want to say thank you for the readers and my friends in this blog. In two years, without you, I’m
nothing.
Catatan : maafkan kalo tulisan ini agak random. Sebentar lagi UAS. Tugas
menumpuk. Perpaduan dua kalimat itu membuat gue depresi, dan membuat disfungsi
otak untuk berpikir secara sempurna.
Komentar
Posting Komentar