Langsung ke konten utama

Serupa Tapi Tak Beda

For Your Information, diary dan diare adalah dua hal berbeda. Jangan pernah menyamakan arti dari dua kata tersebut. Walaupun dalam pengucapannya hampir sama, itu artinya berbeda.
Contoh konteks kalimat yang benar: hari ini gue pengin bikin diary, soalnya hari ini seru banget. Jangan pernah kalian mengatakan: hari ini gue pengin bikin diare, soalnya hari ini seru banget.
Kalo kalian pernah ngomong seperti itu ke orang lain, berkacalah menghadap cermin, lalu ngomong pada diri sendiri dengan bangga, “Kamu idiot sekali.”
Untuk memberi pencerahan dengan lugas, gue akan menjelaskan dua arti kata tersebut.
Diary : Semacam catatan harian pribadi yang dibuat oleh seseorang. Entah isinya bercerita apa yang dialami hari itu, ataupun meluapkan perasaan yang sedang dialami, bisa senang, sedih, maupun kecewa.
Diare : Sebuah penyakit yang menganggu pencernaan. Biasanya akan mengakibatkan boker-boker secara berkelanjutan.
Gue selalu menjadwalkan setiap hari untuk menulis, apapun itu. Salah satunya adalah menulis diary. Menurut gue diary ini penting. Semacam catatan sejarah perjalanan kita pribadi. Suatu saat, kalo kita pengin melihat sejarah yang telah kita lakukan, tinggal liat diary yang pernah kita buat aja, bisa juga buat nostalgia.
Tapi ini semua berubah. Semenjak selasa kemarin gue terkena penyakit diare. Gara-gara diare gue jadi gak bisa nulis diary. Kok, gue pusing ya bacanya ?
Iya, pencernaan gue terganggu. Setiap makan-makanan berat selalu bunyi kerunyuk-kerunyuk gak karuan di perut. Beberapa menit berselang pasti langsung pengin boker. Dan anehnya bentuk yang keluar tidak seperti biasanya. Kalau yang biasa berbentuk agak besar dan lonjong, kali ini berbentuk seperti cairan limbah pabrik.
Kejadian ini berulang terus-menerus. Bahkan gue pernah sampe ngitung udah berapa kali bulak-balik ke kamar mandi buat melakukan perbuatan maha-suci ini. Rekor terbanyak gue adalah ketika hari rabu, sampe tujuh kali ke kamar mandi.
OH MY GOAT! (baca: oh kambing gue!)
Agak panik juga sebenernya kalo peristiwa ini dipikirkan secara logika. Seandainya yang keluar cuman cairan aja, otomatis ampas yang berbentuk padat masih bertempat di dalem perut. Mereka mengendap di dalam usus gue selama berhari-berhari. Kesimpulannya: isi perut gue tokai semua.
Gue langsung inget film yang terakhir gue tonton: Miracle From Heaven. Awal mula di film itu ada sebuah keluarga bahagia. Tiba-tiba, di tengah cerita, anak perempuan dari keluarga tersebut terserang penyakit (gue lupa nama penyakitnya apa). Yang gue inget, penyakit anak kecil itu gak bisa ngeluarin ampas dari sisa pencernaan di tubuhnya. Jadi otomatis perutnya jadi gendut karena menyimpan semua kotoran yang dia makan.
Untuk menghindari perutnya semakin membesar, dia sehari-hari cuman minum air putih dan obat pil aja. Sungguh mengenaskan.
Gue langsung berpikiran aneh-aneh. Jangan-jangan gue terserang penyakit yang didera sama anak kecil di film Miracle From Heaven. Setiap makanan yang masuk ke dalam rongga mulut, gak bakal keluar dari anus.
Ini sungguh bahaya. Terutama kalo perut gue pecah secara mendadak. Pasti bakal muncrat ke seluruh ruangan rumah. Dan rumah gue pasti…. bau tokai.
Gue melihat ke arah perut, beruntung belum gendut, masih rata dan agak membuncit sedikit (memang perut ini buncit). Gue berdoa semoga gak terjadi apa-apa dalam perut gue. Dan penyakit yang gue rasakan cepet hilang. Dan apa yang gue pikirkan tentang yang ada di film Miracle From heaven bener-bener gak terjadi.
Selama seminggu ini gue merasa tersiksa karena sering bulak-balik ke kamar mandi, untuk boker. Hampir setiap kegiatan yang gue lakukan pasti selalu diiringi dengan boker. Mau makan, setelah itu pasti boker. Mau nulis, setelah itu pasti boker. Bahkan, ketika gue mau boker pun setelahnya boker lagi.
Gara-gara terkena diare gue juga gak boleh pergi jauh-jauh dari rumah. Maka dari itu, gue jadi gak bisa kerja sampingan, menjadi guru les. Gak seru aja ketika gue nanti ngajar, “Jadi, untuk memecahkan persoalan ini adalah dengan menggunakan rumus….” Gue mencret di dalem celana. “Aduh, kayaknya kakak harus ke kamar mandi dulu deh.”
Gue udah nyoba beberapa alternatif untuk nyembuhin penyakit ini. Udah minum obat diapet, minum jeruk nipis anget, dan banyak-banyak minum, tapi gak kunjung sembuh juga. Gue lupa, kita selalu berharap pada hal-hal duniawi. Padahal semua penyakit ada obatnya. Jalan terakhir yang gue lakukan adalah berdoa dan minum air putih yang dibacain Sura Al-Fatihah.
Gue jadi inget, yang menyembuhkan penyakit yang ada di film Miracle From Heaven adalah dengan berdoa kepada Tuhan. Dan Alhamdulillah, sekarang gue udah mendingan, bisa lari-larian dengan perasaan riang gembira.
Ini tulisannya happy ending banget kayaknya.
In the different topic, adik gue, Hana, dua minggu yang lalu dia nanya-nanya tentang blog. Gimana cara ngedit template dan ngedit widget yang ada di dalemnya. Sebagai kakak yang baik hati dan bijaksana gue menjawab pertanyaan Hana dengan lugas, “CARI DI GOOGLE!”
Iya, sekarang jaman serba canggih. Gue punya istilah: google knows everything. Kita bisa nyari tau informasi apa aja mesin pencari google. Termasuk mencari bagaimana membius dosen dengan menggunakan ketek.
Dan akhirnya, ternyata adik gue ikut ngeblog juga kayak abangnya yang tampan ini. Pas gue liat tulisannya, ternyata hampir sama seperti tulisan-tulisan bodoh yang gue buat. Buat kalian yang mau mapir, bisa klik di sini à
raihanamana.blogs
For Your Information, diary dan diare adalah dua hal berbeda. Jangan pernah menyamakan arti dari dua kata tersebut. Walaupun dalam pengucapannya hampir sama, itu artinya berbeda.
Contoh konteks kalimat yang benar: hari ini gue pengin bikin diary, soalnya hari ini seru banget. Jangan pernah kalian mengatakan: hari ini gue pengin bikin diare, soalnya hari ini seru banget.
Kalo kalian pernah ngomong seperti itu ke orang lain, berkacalah menghadap cermin, lalu ngomong pada diri sendiri dengan bangga, “Kamu idiot sekali.”
Untuk memberi pencerahan dengan lugas, gue akan menjelaskan dua arti kata tersebut.
Diary : Semacam catatan harian pribadi yang dibuat oleh seseorang. Entah isinya bercerita apa yang dialami hari itu, ataupun meluapkan perasaan yang sedang dialami, bisa senang, sedih, maupun kecewa.
Diare : Sebuah penyakit yang menganggu pencernaan. Biasanya akan mengakibatkan boker-boker secara berkelanjutan.
Gue selalu menjadwalkan setiap hari untuk menulis, apapun itu. Salah satunya adalah menulis diary. Menurut gue diary ini penting. Semacam catatan sejarah perjalanan kita pribadi. Suatu saat, kalo kita pengin melihat sejarah yang telah kita lakukan, tinggal liat diary yang pernah kita buat aja, bisa juga buat nostalgia.
Tapi ini semua berubah. Semenjak selasa kemarin gue terkena penyakit diare. Gara-gara diare gue jadi gak bisa nulis diary. Kok, gue pusing ya bacanya ?
Iya, pencernaan gue terganggu. Setiap makan-makanan berat selalu bunyi kerunyuk-kerunyuk gak karuan di perut. Beberapa menit berselang pasti langsung pengin boker. Dan anehnya bentuk yang keluar tidak seperti biasanya. Kalau yang biasa berbentuk agak besar dan lonjong, kali ini berbentuk seperti cairan limbah pabrik.
Kejadian ini berulang terus-menerus. Bahkan gue pernah sampe ngitung udah berapa kali bulak-balik ke kamar mandi buat melakukan perbuatan maha-suci ini. Rekor terbanyak gue adalah ketika hari rabu, sampe tujuh kali ke kamar mandi.
OH MY GOAT! (baca: oh kambing gue!)
Agak panik juga sebenernya kalo peristiwa ini dipikirkan secara logika. Seandainya yang keluar cuman cairan aja, otomatis ampas yang berbentuk padat masih bertempat di dalem perut. Mereka mengendap di dalam usus gue selama berhari-berhari. Kesimpulannya: isi perut gue tokai semua.
Gue langsung inget film yang terakhir gue tonton: Miracle From Heaven. Awal mula di film itu ada sebuah keluarga bahagia. Tiba-tiba, di tengah cerita, anak perempuan dari keluarga tersebut terserang penyakit (gue lupa nama penyakitnya apa). Yang gue inget, penyakit anak kecil itu gak bisa ngeluarin ampas dari sisa pencernaan di tubuhnya. Jadi otomatis perutnya jadi gendut karena menyimpan semua kotoran yang dia makan.
Untuk menghindari perutnya semakin membesar, dia sehari-hari cuman minum air putih dan obat pil aja. Sungguh mengenaskan.
Gue langsung berpikiran aneh-aneh. Jangan-jangan gue terserang penyakit yang didera sama anak kecil di film Miracle From Heaven. Setiap makanan yang masuk ke dalam rongga mulut, gak bakal keluar dari anus.
Ini sungguh bahaya. Terutama kalo perut gue pecah secara mendadak. Pasti bakal muncrat ke seluruh ruangan rumah. Dan rumah gue pasti…. bau tokai.
Gue melihat ke arah perut, beruntung belum gendut, masih rata dan agak membuncit sedikit (memang perut ini buncit). Gue berdoa semoga gak terjadi apa-apa dalam perut gue. Dan penyakit yang gue rasakan cepet hilang. Dan apa yang gue pikirkan tentang yang ada di film Miracle From heaven bener-bener gak terjadi.
Selama seminggu ini gue merasa tersiksa karena sering bulak-balik ke kamar mandi, untuk boker. Hampir setiap kegiatan yang gue lakukan pasti selalu diiringi dengan boker. Mau makan, setelah itu pasti boker. Mau nulis, setelah itu pasti boker. Bahkan, ketika gue mau boker pun setelahnya boker lagi.
Gara-gara terkena diare gue juga gak boleh pergi jauh-jauh dari rumah. Maka dari itu, gue jadi gak bisa kerja sampingan, menjadi guru les. Gak seru aja ketika gue nanti ngajar, “Jadi, untuk memecahkan persoalan ini adalah dengan menggunakan rumus….” Gue mencret di dalem celana. “Aduh, kayaknya kakak harus ke kamar mandi dulu deh.”
Gue udah nyoba beberapa alternatif untuk nyembuhin penyakit ini. Udah minum obat diapet, minum jeruk nipis anget, dan banyak-banyak minum, tapi gak kunjung sembuh juga. Gue lupa, kita selalu berharap pada hal-hal duniawi. Padahal semua penyakit ada obatnya. Jalan terakhir yang gue lakukan adalah berdoa dan minum air putih yang dibacain Sura Al-Fatihah.
Gue jadi inget, yang menyembuhkan penyakit yang ada di film Miracle From Heaven adalah dengan berdoa kepada Tuhan. Dan Alhamdulillah, sekarang gue udah mendingan, bisa lari-larian dengan perasaan riang gembira.
Ini tulisannya happy ending banget kayaknya.
In the different topic, adik gue, Hana, dua minggu yang lalu dia nanya-nanya tentang blog. Gimana cara ngedit template dan ngedit widget yang ada di dalemnya. Sebagai kakak yang baik hati dan bijaksana gue menjawab pertanyaan Hana dengan lugas, “CARI DI GOOGLE!”
Iya, sekarang jaman serba canggih. Gue punya istilah: google knows everything. Kita bisa nyari tau informasi apa aja mesin pencari google. Termasuk mencari bagaimana membius dosen dengan menggunakan ketek.
Dan akhirnya, ternyata adik gue ikut ngeblog juga kayak abangnya yang tampan ini. Pas gue liat tulisannya, ternyata hampir sama seperti tulisan-tulisan bodoh yang gue buat. Buat kalian yang mau mampir, bisa klik di sini à raihanamana.blogspot.co.id
Have a nice weekend :)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karya Pertama!

Yuhuuu. Gue pengin ngasih tahu kabar gembira untuk kalian semua. Akhirnya proofread buku gue sampe juga di rumah!   Buat yang belum tau, dalam dunia penerbitan ada istilah proofread . Proofread itu adalah cetakan pertama sebelum mencetak sekaligus banyak. Gunanya supaya penerbit bisa ngecek dimana letak kesalahan pada buku pertama. Kalo cetakan pertama udah clear ( udah dibenerin semua) nanti baru bisa dicetak banyak. Itu berguna untuk menekan biaya produksi, kalo udah cetak banyak tapi salah kan kacau. Kok jadi ilmiah gini ya bahasannya.. Oke balik lagi. Jadi cetakan pertama ini udah sampe rumah, dan gue seneng banget, setelah menunggu lama akhirnya sampe juga. Nanti setelah gue koreksi proofread -nya, baru bisa siap cetak. Bokap sama Nyokap kaget banget ada yang ngirim buku ke rumah, terus di cover bukunya ada muka gue. Mereka ngira jaman sekarang media santet udah modern: gue disantet lewat buku. Hmmm… Gue gak ngasih kabar sama sekali ke orang tua kalo gue n...

Merasa asing

Gue merenungkan tulisan raditya dika dari bukunya mengenai koala yang berasal dari New South Wales, Australia. ceritanya begini, koala itu bermigrasi dari hutan tempat tinggalnya. beberapa bulan kemudian, ia kembali ke hutan tempat dia tinggal. namun, ternyata selama dia pergi, hutan yang pernah menjadi rumahnya ditebang, diratakan dengan tanah oleh para penebang liar. Si koala kebingungan kenapa tempat tinggalnya tidak seperti dulu. ia hanya bisa diam , tanpa bisa berbuat apa pun. ia duduk sendirian. memandangi sesuatu yang dulu sangat diakrabinya dan sekarang tidak dikenalinya. Sebenernya gue juga pernah merasakan hal yang dirasakan Si koala itu. 'sesuatu yang dulu sangat diakrabi dan sekarang seperti tidak dikenali'. tapi yang gue rasakan bukan kepada tempat seperti Si koala yang diceritakan diatas, tapi lebih kepada teman yang dulu pernah dekat, tapi sekarang udah tidak lagi. Salah satunya temen sd gue, Ibnu. Ibnu ini saudara dari saudara gue. jadi, gue punya ...

Boker diwaktu yang tidak tepat

Pada bulan bulan awal tahun 2011 pas gue smp dilewati dengan kegiatan kegiatan sekolah yang menyibukan. entah ada try out terus menerus yang hanya berselang seminggu, mengerjakan soal soal pelajaran yang akan di ujiankan tanpa henti, dan masuk sekolah jam 6 pagi atau yang biasa disebut jam 0 untuk belajar tambahan. ya itu semua dilakukan hanya untuk satu tujuan. lulus ujian nasional. "Ah ah ah ah   Ah ah ah ah Ah ah ah oh Ah ah ah ah I always knew you were the best the coolest girl I know"