Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Kejadian di Balik Tugas

Belakangan ini, tugas dari dosen mulai menumpuk.Terutama saat sebelum UTS, hampir semua dosen ngasih tugas untuk dikerjain di rumah.Karena tugas yang banyak, Fadil --temen sekelas gue -- akhirnya jadi sering main ke rumah gue untuk ngerjain tugas.Seperti minggu kemarin, setelah pulang liputan dari café Wapress, Jakarta Selatan, dia mau nginep di rumah gue. Setelah liputan di café Wapress, kita berdua pulang bareng, tapi beda motor. Kita menyusuri ruas jalan Jakarta dengan pe rlah an.Semilir angin malam membuat badan menjadi sejuk.Hanya beberapa kendaraan yang melintas di jalanan.Jalanan terlihat sepi.Kalau setiap hari jalan raya sepi kayak gini, gue bisa kencing sambil kayang di tengah jalan raya. Kita berdua nggak tahu sama sekali jalan di daerah Jakarta. Jadi, untuk bisa sampai rumah gue yang di Citayam, gue memakai GPS untuk mengetahui jalan.Sedangkan, Fadil mengikuti dari belakang.Aturan yang paling mendasar saat jalan berbarengan adalah yang nggak tahu jalan harus di belak

Kriteria Istri Idaman

Satu minggu yang lalu, dosen mata kuliah bahasa Inggris gue ngasih tugas untuk latihan melamar kerja dengan bahasa Inggris. Diantaranya adalah pengenalan diri, membuat peta dari rumah ke kampus, dan kriteria pasangan idaman. Gue bingung sama tugas yang terakhir, apa hubungannya kriteria pasangan idaman sama lamaran kerja ? Seandainya nanti beneran ada, gue gak kebayang alasan penolakan yang terjadi pada diri gue nanti. Mungkin seperti ini, “Maaf, lamaran kerja kamu saya tolak. Karena kriteria istri idaman kamu rendahan.” Itu dalem. Menurut gue, mencari pasangan itu nggak harus pakai kriteria. Karena semakin banyak kriteria, semakin susah juga untuk mendapatkan pasangan ideal yang kita inginkan. Tapi walaupun nggak pakai kriteria, setidaknya kita juga harus milih-milih. Nggak mungkinkan, kita milih pasangan yang pakai celana sepaha dan suka naik motor bertiga  di sore hari ? Sebenernya gue bingung banget untuk nulis tugas “Kriteria Istri Idaman” tersebut. Tapi karena tuntut

Jatuh Cinta Dalam Diam

Sewaktu masih SMA, ada adik kelas yang bertanya sama gue lewat ask.fm, ‘Kakak suka sama siapa di sekolah ?’ Sebenernya pertanyaan itu pengin gue jawab, ‘Kepala sekolah.’ Tapi, berhubung karena kepala sekolah gue cowok, gue gak jawab itu. Gue jawab dengan simple , ‘Nanti akan gue kasih tau di blog setelah lulus SMA.’ Sebenernya tulisan ini udah gue buat dari semenjak pertanyaan itu dijawab. Tapi hanya baru beberapa tulisan, nggak gue lanjutin lagi. Karena ketika kelas tiga SMA gue sibuk belajar untuk persiapan Ujian Nasional. Mengejar materi yang masih belum gue pahami saat kelas satu dan dua. Setelah lulus dari SMA, gue juga sibuk untuk mendaftar perguruan tinggi, kebetulan gue juga gagal terus dalam ujian, jadi waktu yang terbuang juga lumayan banyak. Harapan bebas untuk belajar pun sirna, gue harus belajar lagi setelah lulus SMA untuk tes perguruan tinggi. Beruntung, sekarang gue udah keterima di perkuliahan, jadi banyak waktu luang untuk menulis. Ada yang nagih tuli

Kaki Gajah

Hari ini gue ikut turnamen tenis meja di kampus.  Udah dari satu bulan yang lalu ada poster mengenai turnamen ini. Di sana, dicantumkan hadiah pemenang jika memenangkan turnamen. Untuk juara satu single putra mendapatkan  500 ribu + piala + sertifikat. Gue mikir, lumayan juga kalau gue menang, bisa makan gorengan sepuasnya. Kemarin, yang seharusnya ada pertemuan peserta untuk membahas teknis peraturan, cara bermain dan pembagian grup, gue nggak dateng. Jadi gue buta mengenai  kompetisi ini. Beruntung ada Taufiq, temen gue yang masih MABA, dia ngasih tau gue tentang peraturannya dan lawan gue nanti siapa. Jadi, nanti pas gue main gak keliatan bego-bego amat. Saat sampai di sana, banyak peserta yang belum pernah gue lihat. FYI, gue anak Unit Kegiatan Mahasiswa (Ekskul) tenis meja, jadi anak-anak yang sering latihan gue tau siapa aja. Dari tampang mereka, terlihat jago-jago semua. Kuda-kudanya juga terlihat sangat kokoh dalam berdiri. Tangannya juga terlihat seperti sering bermai