Matahari mulai merangkak keluar dari persembunyiannya. Mengepak-ngepakan sayapnya menyinari bumi. Burung-burung berterbangan mencari sarapan pagi. Ayam berkokok bersautan. Sinar matahari menelusuk ke dalam jendela, masuk ke sebuah kamar. Frans yang kala itu sedang tidur terlelap, mulai terbangun dari mimpi. Dia mengusap-ngusap mata --sinar matahari menusuk-nusuk kornea hingga ke retina—matanya terasa sakit. Mulutnya menguap, lalu terbangun, dan duduk di samping kasur. Sorot matanya menatap cermin di depan, melihat bayangan tubuhnya sendiri. Ada yang aneh. Tidak seperti biasanya. Bagian kantung matanya menghitam, bagai tertumpah tinta lukis. Kepalanya menoleh ke arah bantal tempat tidurnya, ada bagian lembab di ujung bantal. “Mungkin, gara-gara itu,” gumam dia. Hari ini sebenarnya masuk kuliah. Hanya saja, sejak kejadian minggu kemarin, Frans jadi malas untuk berangkat ke kampus.“Kenapa harus orang lain ?” dia berkata kepada diri sendiri, masih duduk di samping kasur. Ma