Langsung ke konten utama

Teror Rumah Hantu

Pertama-tama, gue ingin meluruskan, bahwa cerita ini adalah bukan kisah pribadi. Melainkan cerita seorang teman, adik tingkat di kampus, sebut saja namanya Nurul. Sore itu, gue dan dia sedang makan lumpia basah di dekat stasiun kereta.

“Cerita sesuatu dong,” kata gue sambil melahap lumpia.

Ia mendongak. “Cerita apa, Kak ?”

“Cerita hantu, kek. Kayaknya seru.”

Matanya menerawang ke atas, seperti mencari-cari sesuatu yang sudah lama ia pendam. Pandangannya kembali ke arah saya. “Yakin ?”

Gue mengangguk. Dan ia mulai bercerita.

Nurul anak sulung dari empat bersaudara. Adiknya masih kecil semua. Orang tuanya bekerja dinas, sehingga sering pindah-pindah rumah. Biasanya jika menetap di suatu rumah paling hanya dua-tiga tahun. Setelah itu pindah lagi, tergantung proyek kerja dari kantor.

Baru-baru ini ia tinggal di sebuah perumahan daerah Kebayoran, Jakarta. Sudah hampir sebulan ia pindah ke rumah baru tersebut. Rumahnya cukup besar.Berlantai dua. Pada awal kepindahan ke rumah itu tidak pernah ada kejadian aneh menimpanya… sampai pada hari ketiga.

Di hari itu, menjelang jam sepuluh malam,di ruang tamu terdengar suara sayup-sayup orang mengobrol. Suara itu sampai terdengar di Kamar Nurul, yang berjarak cukup dekat dengan ruang tamu, meski tidak jelas.

Pada awalnya, ia berpikir bahwa ayahnya sedang berbincang dengan tamu. Sebab, semenjak awal pindah di rumah ini, banyak tetangga berdatangan, berkenalan lalu mengobrol. Obrolannya pun tak jarang sampai larut malam.

Jam menunjukan pukul satu dini hari. Suara tersebut masih terdengar. Nurul, yang saat itu lagi baca buku novel di dalam kamar,mulai mencium bau gelagat aneh. Tumben ayahnya berbincang sampai selarut ini.

Ia menutup novelnya, lalu beranjak berdiri membuka pintu kamar. Dan saat dibuka, sontak suara obrolan senyap hilang. Ketika dirinya melirik sedikit ke ruang tamu, ternyata kosong melompong, tak ada orang sama sekali.

Deg.

Nurul langsung lari masuk ke kamar kembali, mematikan lampu, kemudian mencoba tidur dengan menutup tubuhnya dengan selimut.

Di lain waktu, ketika sudah hampir seminggu tinggal di rumah baru, ia pernah merasakan peristiwa horror lagi. Suasana sudah malam hari, hampir jam dua malam. Mata Nurul fokus menatap layar laptop membuka aplikasi power point.

Ia benar-benar sedang mempersiapkan bahan presentasi untukkuliah besok. Saat sedang mengetik bahan, pintu kamar ada yang mengetuk, sekali. Awalnya ia pikir, itu adiknya iseng. Memang kelakuan adik-adiknya suka ngerjain kakaknya yang satu ini.

Tak lama jeda, sekitar sepuluh detik, ada yang mengetuk lagi. Tapi kali ini lebih banyak yakni dua kali ketukan. Kemudian berlanjut menjadi tiga ketukan. Nurul jadi jengkel, ia berdiri menghampiri pintu dan membukanya.

“Dan lo tau apa yang gue temuin setelah membuka pintu, kak ?” kata Nurul menatap gue tajam.

“Apa?”

“Gak ada siapa-siapa.” Perempuan itu menelan ludah.“Saat gue cek ke kamar adik gue, ternyata dia lagi tidur…”

Bulu kuduk saya benar-benar merinding.

Kemudian ia melanjutkan kisahnya. Setelah melihat tidak ada siapa-siapa di luar, ia masuk kembali ke kamar melanjutkan mengerjakan tugas. Nurul berpikir, ketukan pintu adalah gangguan terakhirnya malam itu. Tapi ternyata dia salah sangka. Alih-alih gangguan hilang, yang terjadi malah semakin horror.

Kini ketukan itu bukan berasal dari pintu kamar, melainkan di lemari baju. Suara tersebut berawal dari ketukan kecil menjadi seperti orang menggedor-gedor dari dalam.

Nurul saat itu berhenti mengetik, dan langsung teriak, “JANGAN GANGGUIN GUE DONG! GUE LAGI NGERJAIN TUGAS NIH!”

Anehnya, suara gangguan itu langsung senyap seketika. Gangguan tersebut hilang begitu saja sampai pagi menjelang.. Saya agak ketawa mendengar cerita ini. Ternyata Nurul lebih takut deadline tugas dari dosen ketimbang hantu di rumahnya.

Ada satu cerita lagi. Ini yang paling menyeramkan dari kejadian-kejadian aneh menimpanya, katanya. Saat itu satu keluarga sedang pergi ke puncak. Sedangkan Nurul tidak ikut, karena lagi malas, katanya. Jadi ia sendirian di rumah.

Menjelang malam, ia sedang asyik menonton tayangan televisi di ruang keluarga. Pada saat yang sama, terdengar suara sayup-sayup tuts telepon rumah berbunyi. Seperti ada yang menekan. Demi mendengar lebih jelas, suara televisi ia kecilkan. Benar aja. Suara tuts telepon semakin kedengeran. Nurul kontan kaget. Padahal, kan, gak ada siapa-siapa di rumah ?

Perempuan bertubuh kecil itu langsung lari menghampiri tempat telepon rumahnya berada. Ketika udah sampai, Nurul melihat gagang telepon jatuh “sendiri”, menggontai ke kanan ke kiri, seperti ada yang “memakainya”.

Nurul menatap saya sambil tersenyum getir, kemudian berceloteh, “Sekarang, jadi udah biasa kalau ada yang “aneh” di rumah. Nanti lama-kelamaan juga mereka (hantu) juga bosen ngerjain kita. Hehe.”


Gue menelan ludah mendengar ceritanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Video clip bodoh - jauh kau pergi

Dulu gue pernah menjadi artis video clip temen gue waktu smp, dan waktu itu suaranya lagi bagus bagusnya. rambut gue masih polem a.k.a poni lempar. dulu sih ganteng.. katanya.... katanya..... bukan kata gue yak. orang yang berperan dalam pembuatan video clip bodoh ini adalah : @Abdnaufal = gue sendiri, pemeran utama, orang yang galau ketika ditinggal kekasihnya (dalam video clip) @Bramastioo = kameramen, sutradara (gak ada di video clip, dia kameramen coy) @Adityarzqy = berperan menjadi temen gue, penjual kartu remi (dalam video clip) @Deni_dere = berperan menjadi temen gue, orang yang pake kacamata hitam (dalam video clip), orang yang merasa dirinya paling ganteng mirip vino gino bastian. ini video clipnya, check this out : http://www.youtube.com/watch?v=9Yc5CqCiEsg

Petak Umpet

Petak umpet. Permain tradisional yang lumayan nge- hits saat masih gue kecil. Cara bermainnya mudah, salah satu orang ada yang jaga menutup matanya di salah satu tempat, bisa tembok atau pohon. Terus, yang lain ngumpet mencari tempat persembunyian. Biasanya pada hitungan ke-30, yang jaga membuka matanya, lalu mencari orang yang ngumpet. Konon katanya, kalau mau main petak umpet jangan malem-malem. Nanti bisa diculik wewe gombel (salah satu spesies hantu yang ada di Indonesia). Semenjak gue mendengar itu, gue jadi jarang main petak umpet malam hari. Tapi, setelah beranjak remaja gue baru tau kalau ternyata wewe gombel itu hantu perempuan yang payudaranya besar. Gue jadi nyesel kenapa dulu gak pernah diculik dia. Gue dulu sering banget main petak umpet di komplek perumahan. Bimo, temen gue, dia selalu dicurangin sama temen-temen yang umurnya lebih tua saat main petak umpet. Dia selalu dibikin jaga terus. Pada awalnya dia biasa-biasa aja, tapi lama-kelamaan dia kesel juga, akhi

Jika terjadi, maka terjadilah

Menjelang liburan semester berakhir gue baru menyadari satu hal, kayaknya liburan gue gitu-gitu aja. Selalu melakukan rutinitas yang sama dari hari ke hari. Mulai bangun tidur, makan, nonton drama korea, boker, tidur, bangun tidur (lagi), makan (lagi), nonton drama korea (lagi), boker (lagi), dan tidur (lagi). Begitu seterusnya. Monoton banget. Gue berasa gak ada tantangan dalam hidup. Gue harus mencari sesuatu hal yang baru. Sepertinya harus kerja. Ketika kuliah di semester kemarin, gue sempet nyari kerja part-time buat nambah-nambah uang jajan. Soalnya keperluan di perkuliahan itu banyak banget, kadang print tugaslah, bayar inilah, itulah.  Biasanya gue nyari lowongan kerja di OLX, di situ ada lumayan banyak. Tapi selalu gak nemu yang cocok. Giliran gue udah nemu gaji yang pas, eh malah bentrok waktu kerjanya sama waktu kuliah. Sebaliknya, giliran waktunya udah pas, gajinya malah gak sesuai ekspetasi. Kata orang-orang emang bener: nyari kerja itu susah. Tapi dari seki